Doriana Gray (1976)

🌟 6/10 🌟

Film Jess Franco yang cukup unik, dan disajikan ala Franco biasanya. Konsepnya menarik : ada dua orang perempuan, mereka kembar dan secara ajaib berbagi kepuasan yang sama meski tinggal berjauhan. Membawa Lina Romay sebagai Doriana Gray, tentu saja menjadi jaminan bahwa film ini akan panas sekaligus memanjakan mata.

Dibanding film Franco lain (utamanya yang sama-sama membawa Lina Romay) Doriana Gray terasa lebih berterus terang dalam menyampaikan maksudnya. Meskipun formulanya masih ala Franco biasa : seorang perempuan kalangan bangsawan hidup menyendiri jauh dari masyarakat, tinggal di sebuah kastil dan haus akan nafsu duniawi. Dibanding dengan Shining Sex (1976) yang sama-sama membawa Lina dan sama-sama mengandung adegan dewasa yang eksplisit, Doriana Gray lebih bisa dinikmati sebagai ‘karya Franco biasanya’.

Sulit menjelaskan bagaimana Franco bekerja kepada orang yang belum pernah menonton karya beliau, tapi tentu ada ciri khas menarik. Penggunaan lokasi yang kembali menakjubkan, cerita yang berpusat pada kekejaman perempuan, ketidakperluan sang tokoh utama pada lelaki, sampai misteri yang menyelubungi tokoh-tokohnya. Ini adalah film ke-23 yang saya tonton dari sutradara Jess Franco dan sepertinya, saya mulai berpikir bahwa ia mungkin benci laki-laki.

Judul film ini adalah ‘Die marquise von Sade’ dan cukup menunjukkan bahwa Franco sepertinya tergila-gila dengan sang ‘filsuf seks’. Mengingat beberapa film Franco yang lain juga mengambil inspirasi dari karya Sade, misalnya Marquise de Sade : Justine (1969)Eugenie (1970), atau Eugenie de Sade (1973). Benang merah ini kemudian menghasilkan karya yang memiliki karakter kuat dalam konstruksi penokohannya. Eksplorasi seks yang magis tapi juga realistis, tabu seksualitas yang dibongkar, sampai hasrat manusia yang paling dalam sekaligus paling dekat.

Doriana Gray mungkin memiliki plot yang lebih tipis dibanding film-film Franco yang lain, tapi ia juga punya kekuatan dalam karakternya. Sosok Gray yang diperankan Lina benar-benar berkharisma (jika itu kata yang tepat) selayaknya Lina berperan sebagai perempuan haus darah di film-film Franco lain.

Tentu saja ini film yang lumayan baik dari Franco, bukan hanya unsur dewasanya yang ditangkap dengan sangat indah, tapi juga keseluruhan film adalah pengalaman magis yang menyenangkan untuk disaksikan. Lagi-lagi, Franco berhasil membawakan aura psikidelik yang kental tapi juga karakter yang kompleks dengan kehidupan seksnya.

Nonton 09 Mei 2024.

Leave a comment

Nightmare Sisters (1988)Nightmare Sisters (1988)27th May 2024Azi Satria
Kuntilanak (2006)Kuntilanak (2006)7th Feb 2024Azi Satria
The Return of Swamp Thing (1989)The Return of Swamp Thing (1989)8th Apr 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started