Marquis de Sade: Justine (1969)

🌟 6/10 🌟

Ini film ketiga yang saya tonton dari Jess Franco dimana isinya mengadaptasi karya Marquis de Sade.

Jika di Eugenie (1970) dan Eugenie de Sade (1973) Franco memberikan banyak sentuhan khas dirinya, di film ini malah terasa seperti bukan karya Jess Franco. Boleh dibilang Marquis de Sade : Justine memiliki pendekatan yang lebih sederhana, lebih bisa dinikmati penonton umum dan lebih biasa. 

Tidak ada musik jazz yang mengalun saat Justine ditempeleng atau disiksa, tidak ada juga visual khas Franco yang ‘eksotis’. Dari musik sampai ceritanya bahkan terlalu lembut, apalagi membawa nama besar Marquis de Sade, rasanya bisa lebih ‘sadis’ dari ini. Satu hal yang saya sukai dari Jess Franco adalah kepiawaiannya membuat sebuah film terasa psychedelic, dengan konstruksi naratif yang kompleks dan karakter yang berada di garis abu-abu, tapi di film ini tidak ada.

Penderitaan yang dialami Justine memang menyenangkan untuk diikuti. Dia kabur dari kandang macan dan masuk ke kolam penuh buaya, pergi dari kolam penuh buaya, malah tersesat dia gua penuh ular. Kurang lebih begitu gambarannya, Justine tidak pernah merasa bahagia dalam hidupnya, sesekali ia merasa beruntung tapi ternyata malah seperti serangga yang masuk ke kantong semar.

Filmnya membawa unsur komedi yang aneh dan tidak cocok dengan ceritanya, tapi ia juga sebenarnya tidak kuat secara pondasi. Kehidupan sengsara Justine tidak membuat perasaan penonton tersentuh, sekalipun berkali-kali hampir diperkosa, berkali-kali pula kematian sudah berada tepat di depan matanya. Aneh saja rasanya melihat Jess Franco membuat film semacam ini, terlalu normal untuk dirinya.

Kisah di balik film ini sebenarnya cukup lucu dan bisa dimengerti kenapa akhirnya jadi berantakan. Konon ini adalah film paling mahal yang pernah digarap Jess Franco, tapi ada harga yang harus dibayar : Franco tidak bisa leluasa dengan visi artistiknya. Ia cekcok dengan investor yang mendanai film ini soal pemeran utama, karena itulah Franco akhirnya memutuskan mengganti isi filmnya agar lebih cocok dengan aktris yang ditawarkan si investor.

Akhirnya jadi seperti ini : terlihat kurang matang, ceritanya melompat kesana kemari tanpa ada penghubung yang jelas, kemudian dengan terburu-buru berusaha disatukan kembali di akhir. Bukan sebuah film yang menarik dari Jess Franco, tapi masih bisa dinikmati. Ada bagian-bagian tertentu yang menghibur meskipun secara keseluruhan terlalu biasa.

Nonton 06 Maret 2024.

Leave a comment

Nightmare Sisters (1988)Nightmare Sisters (1988)27th May 2024Azi Satria
Road Trip (2000)Road Trip (2000)8th Feb 2024Azi Satria
Sex Is Crazy (1981)Sex Is Crazy (1981)27th May 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started