The Invisible Maniac (1990)

🌟 7/10 🌟

Ini film konyol yang ajaibnya menyenangkan.

Kisahnya dimulai sejak Kevin Dornwinkle kecil ketahuan mengintip tetangganya sedang bugil. Sang ibu, yang mengetahui anaknya sedang main-main dengan teropong marah besar. Mungkin tipe emak-emak yang menjunjung tinggi nilai moral dan kesusilaan.

Bertahun-tahun kemudian, Kevin dewasa (Peter Noel Duhamel) sudah sukses menjadi ilmuwan. Ia diundang ke dalam konferensi fisikawan besar untuk mengemukakan temuannya. Apa yang dibawakan oleh Kevin ke acara itu adalah sesuatu yang dianggap konyol oleh ilmuwan lain : Kevin bilang bahwa ia punya teori yang berbeda dengan ilmu fisika. Kevin tidak menciptakan sesuatu dari ketiadaan, tapi ia bisa menghilangkan sesuatu ke dalam ketiadaan.

Para ilmuwan yang hadir marah besar, dan Kevin merasa diremehkan. Ia ngamuk dan membantai para ilmuwan dengan barang apapun yang bisa ia raih. Ia yakin betul dengan temuannya dan merasa diinjak harga dirinya. Karena kejadian itu, Kevin dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa. 

Kabar soal Kevin tidak terdengar lagi sampai akhirnya ia melarikan diri dari RSJ, kemudian secara ajaib muncul sebagai guru fisika pengganti di sebuah SMA. Kesempatan berkarir sebagai seorang guru tidak ia sia-siakan, apalagi semua orang di sekolah itu memancing birahinya. Jadi, mulailah ia menyempurnakan temuannya dan memulai rencananya.

Film ini terasa konyol, absurd, juga menarik. Banyak elemen-elemen yang sensual di film ini ditangkap dengan pengambilan gambar yang baik. Meskipun jumlah ‘ketelanjangan’ yang ditampilkan bisa dimaklumi—karena rating film ini untuk remaja, bukan dewasa—tapi bisa dimaksimalkan dengan baik. 

Ada ayang Melissa Moore juga yang mamah-able dan berperan sebagai Bunny, dengan keimutan dan manis parasnya. Ada Vicky (Savannah/Shannon Wilsey) yang tentu saja menggoda Kevin sekaligus menggoda penonton. 

Beberapa karakter lain di film ini juga cukup absurd dan cocok dengan dunia yang dibangunnya. Misalnya, tante-tante kepala sekolah sangean bernama Mrs. Cello (Stephanie Blake) yang bisa memperbaiki nilai siswa laki-laki apabila mereka mau menciumi belahan dadanya atau menyetubuhinya. Ada tukang bersih-bersih yang punya kelainan dalam berbicara sehingga yang bisa ia katakan hanyalah ‘a-a-u-a-a-u’ saja apapun kondisinya—dan orang-orang tidak peduli dengannya.

Bagian akhir dari film ini cukup konyol, dan rasanya sangat baik untuk menutup filmnya. Kadang-kadang ada film yang memaksakan diri untuk menutup film dengan ‘baik’, tapi The Invisible Maniac cukup sadar diri bagaimana harus bersikap. Saya merasa tidak ada cacat dalam film ini, semuanya bisa dinikmati. Jalan cerita konyolnya, keabsurdan Kevin, atau bagaimana Mrs. Cello sange sepanjang hari. Pengambilan gambarnya juga sangat baik. Hanya saja, elemen sensual dan gore di film ini membatasi penonton—minimal remaja untuk menonton film ini.

Nonton 2 Juni 2024.

Leave a comment

Paprika (1991)Paprika (1991)1st Jul 2024Azi Satria
Lorna, the Exorcist (1974)Lorna, the Exorcist (1974)12th Mar 2024Azi Satria
Entre pitos anda el juego (1986)Entre pitos anda el juego (1986)1st Jul 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started