Alienator (1990)

🌟 4/10 🌟

Film yang wadidaw, tapi tidak cukup wadidididaw untuk dinikmati. Ini filmnya Fred Olen Ray yang sedikit mengingatkan saya dengan Star Slammer (1986). Mungkin karena latar belakangnya mirip-mirip : soal ‘manusia’ atau alien humanoid yang dipenjara kemudian kabur.

Alkisah, Kol (Ross Hagen) didakwa dengan hukuman mati. Pengadilan galaksi itu dipimpin seorang komandan kejam nan cabul. Pokoknya, apa yang dia mau harus dilaksanakan bawahannya. Sang sekretaris, yang terus-menerus berusaha digoda sang komandan, merasa agak tertekan juga. Bahkan bukan cuma bawahannya, beberapa orang ‘representatif’ dari planet lain merasa si komandan ini memang menyebalkan. Sehingga, hukuman mati ini jadi perdebatan tersendiri. Ada sebagian orang yang merasa narapidana layak untuk hidup daripada dimusnahkan.

Karena para petinggi sibuk berdebat, Kol bisa melarikan diri dan akhirnya terdampar di bumi. Di bumi, ia diselamatkan empat orang remaja dan seorang polisi hutan, Ward Armstrong (John Phillip Law). Tapi tanpa sepengetahuan manusia-manusia bumi, Kol sebenarnya diincar utusan dari galaksi. Seorang perempuan kejam tak kenal ampun bernama Alienator (Teagan Clive).

Film ini menjadi klise di beberapa bagian. Perdebatan soal hak asasi manusia (atau alien) dan hukuman mati, misalnya. Kemudian sosok Ward yang digambarkan heroik tanpa cacat, ini agak membosankan untuk diikuti. Formula karakter untuk para remajanya juga standar : seorang kutu buku, dua perempuan, dan seorang remaja lelaki ceroboh dan sok keren. 

Hal yang paling lucu adalah si Alienator itu sendiri, ia berjalan lambat dan tidak terlihat menyeramkan—untuk saya, setidaknya. Meskipun badannya kekar dan besar, ia nampak kaku dan terlihat lebih robotik dari robot itu sendiri. Tapi memang pemeran Alienator ini adalah Teagan Clive, seorang bodybuilder. Tak heran ototnya sebesar toren air. Malah saya rasa, dibanding mendandani Teagan dengan baju-bajuan logam ia akan tampak lebih menyeramkan jika memakai bikini—maksudnya, otot-otot di tubuhnya akan lebih terlihat dan lebih intimidatif dibanding terlihat rapuh dengan kostum kaleng kerupuk.

Ceritanya standar saja, klise. Saya lebih suka Star Slammer (1986) daripada film ini. Meski keduanya berbeda dalam segi cerita, tapi masih sama alien-alienan. Bukan film yang terlalu buruk, hanya saja membosankan dan rasanya durasinya terlalu lama untuk cerita yang ‘gitu doang’.

Nonton 2 Juni 2024.

Leave a comment

Eugenie (1970)Eugenie (1970)2nd Mar 2024Azi Satria
Tempo libero (1964)Tempo libero (1964)1st Jul 2024Azi Satria
Call of the Blonde Goddess (1977)Call of the Blonde Goddess (1977)27th May 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started