The Forbidden Legend: Sex & Chopsticks 2 (2009)

🌟 6/10 🌟

Film ini adalah sequel dari The Forbidden Legend: Sex & Chopsticks (2008).

Simon Qing kembali melanjutkan kisahnya, tentu saja dengan nafsu syahwat yang masih sama tingginya, dan nafsu duniawi lain seperti harta dan jabatan—yang membuatnya makin terlihat menyebalkan. Film ini melanjutkan cerita kehidupan Qing pasca-pengembaraan seks yang ia lakukan di film pertama, tentu saja Lotus (Serina Hayakawa) juga masih mendampingi Qing.

Sekarang Qing digambarkan gila jabatan, gila kekuasaan, dan semakin tua semakin haus perempuan. Bagian terakhir ini yang membuatnya semakin beringas : ngentot istri orang di depan suaminya yang sekarat, selirnya diajak threesome, sampai hal-hal konyol lain yang bisa ia lakukan dengan kekuasaan di tangannya. Sayangnya, tidak semua orang suka dengan gaya hidupnya. Atau mungkin lebih tepatnya, semua orang tidak suka dengan gaya hidupnya.

Film ini membuat saya teringat kata-kata bahwa sebuah sequel mustahil melampaui film pertamanya. Dari segi apapun, film satu ini kalah telak dari film pertama.

Di film pertamanya, perkembangan karakter Qing digambarkan dengan baik. Tumbuh dan berkembang dengan eksplorasi seksual, menemukan cinta, sampai melakukan hal-hal konyol hanya demi memek. Sementara di sequel ini semuanya berubah drastis, tidak ada bagian yang benar-benar memberikan rasa penasaran, atau sekadar menghibur syahwat dan menghibur hati.

Meski saya mengapresiasi adegan bondage alias tali temali yang ditampilkan, rasanya tetap hambar. Adegan ini menjadi membosankan ketika berkali-kali dilakukan ke beberapa perempuan. Adegan seks dalam film semacam ini harus dinamis dan kaya, sementara di sini semuanya serba repetitif.

Bagian paling menarik mungkin adegan ngentot di ayunan sambil makan anggur—dan itu ditampilkan pertama. Sisa filmnya kemudian berantakan, tidak jelas mau dibawa kemana. Meskipun film pertamanya juga terkesan asal-asalan, tapi beberapa hal masih bisa diapresiasi : ide untuk membunuh orang agar bisa ngentot dengan istrinya misalnya. Ide ini diulangi di sequelnya tapi rasanya tidak se-menakjubkan yang pertama.

Mungkin karena Qing juga jadi bergantung pada obat-obatan. Ia memakai aphrodisiac, atau membuat para perempuan minum aphrodisiac—jadi jelas terlihat bahwa Qing tidak ‘sekuat itu’. Di film pertama ia terlihat gagah perkasa, ngentot disana-sini tanpa bantuan apapun. Di film ini karakternya jadi hilang, ia tidak lebih dari pejabat cabul yang hobi nyawer LC—mengandalkan jabatan dan kekuasaan untuk mendapatkan wanita.

Nonton 26 Mei 2024.

Leave a comment

Shark Babes (2015)Shark Babes (2015)5th Jun 2024Azi Satria
Some Nudity Required (1998)Some Nudity Required (1998)8th May 2024Azi Satria
Giantess Attack (2017)Giantess Attack (2017)17th Jun 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started