Shining Sex (1976)

🌟 5/10 🌟

Sebuah film yang sangat baik, selama penonton tidak keberatan melihat vagina mendiang Lina Romay yang berulang kali dizoom.

Jess Franco selalu memiliki kecenderungan untuk membuat film-film yang ciamik secara visual. Apapun genrenya, entah itu membawakan cerita monster klasik, vampire, drama atau bahkan film dewasa seperti ini. Pemilihan lokasi menjadi hal yang paling menarik, mengingat hampir semua film Franco selalu memiliki tempat ikonik. Misalnya, rumah pulau di She Killed in Ecstasy (1971) atau rumah milik Madame Saint Ange di Eugenie (1970). Semuanya menarik secara visual. Entah, sepertinya kepekaan Franco akan arsitektur indah perlu diapresiasi.

Film ini menceritakan soal Cynthia (Lina Romay) yang jiwanya diculik oleh mahluk gaib atau sejenis alien. Alpha namanya, tante-tante yang sebenarnya bukan manusia. Alpha ini punya bawahan, seorang manusia, lelaki bernama Andros. Tapi Alpha merasa perlu menggunakan Cynthia sebagai alat untuk menuntaskan misinya. Tidak main-main, ambisi Alpha adalah menghancurkan umat manusia.

Sayangnya, umat manusia konon dijaga oleh dua orang penting. Pertama bernama Madame Pécame, seorang dukun. Orang kedua adalah Kallman, ahli biologi. Keduanya konon menghambat proses penghancuran umat manusia karena ‘mereka tahu terlalu banyak’. Akhirnya Alpha mengutus Cynthia untuk berhubungan seks dengan Pécame dan Kallman. Hubungan seks perlu dilakukan karena Alpha menaruh semacam bahan misterius inter-galaksi di vagina Cynthia yang bisa membunuh siapapun yang berhubungan dengannya—laki atau perempuan.

Tentu saja menarik, apalagi melihat Lina Romay yang memang tidak bisa dipisahkan dari nama seorang Jess Franco itu sendiri. Disini Franco juga bermain sebagai Dr. Seward—ia punya kemampuan seperti Professor X yang bisa membaca pikiran dan mengetahui kejadian di tempat lain. Komplain saya hanya satu : vagina Lina Romay selama beberapa menit sekali dizoom dan memenuhi layar.

Film dewasa yang artistik, menarik, dan cerita yang begitu konyol. Bukan tontonan yang buruk, hanya saja bukan film Franco terbaik. Banyak hal yang untuk selera saya ‘terlalu berlebihan’ disini, meski Franco tetap mempertahankan gayanya dengan ‘eksotisme’ khas Franco.

Nonton 08 Mei 2024.

Leave a comment

The Thing (1982)The Thing (1982)8th Feb 2024Azi Satria
Dinocroc vs. Supergator (2010)Dinocroc vs. Supergator (2010)4th Apr 2024Azi Satria
Belle de Jour (1967)Belle de Jour (1967)7th Feb 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started