Dickshark (2016)

🌟 6/10 🌟

Setelah menonton film ini, ada beberapa pertanyaan yang hadir. Misalnya, kira-kira mana yang terdengar lebih baik :
a. Ngentot dengan hiu.
b. Ngentot dengan tarantula.
c. Pasanganmu memberikan trivia sains sambil ngentot.

Ini adalah film absurd lainnya dari Bill Zebub, sang maestro dalam penciptaan karya seni tingkat tinggi. Masih dengan cerita yang tidak masuk akal, pengambilan gambar super jelek, dan lokasi shooting di halaman belakang rumah. Satu-satunya hal menarik dari Dickshark hanyalah kehadiran Erin Brown yang beberapa kali puting susunya dizoom sambil musik black metal dimainkan.

Premisnya sederhana, seorang lelaki merasa minder dengan ukuran tititnya. Seperti kata orang, percaya diri itu penting dan si lelaki ini kemudian memutuskan memakai krim pembesar. Bukannya bertambah ukuran, si tititnya malah bermutasi menjadi hiu. Tapi namanya sange, ngentot harus tetap terjadi. Setelah adegan ngentot di bagian pertama, film berjalan kesana-kemari tanpa arah. 

Saya tidak begitu mempedulikan Zebub yang beberapa kali tampil di film ini dan memberi pidato soal evolusi genetik, trivia sains, dan meremas-remas toket semua aktris yang ada. Tapi masalahnya, film ini tidak memiliki cerita : ia cuma memperlihatkan adegan-adegan slowmo absurd ketika para wanita diperkosa binatang. Ada yang telanjang di kebun dan tiba-tiba dientot tarantula sebesar ember, ada yang berenang di danau tapi malah nyepong hiu, dan hal-hal konyol lainnya selayaknya ciri khas Zebub.

Adegan terbaik : Bill Zebub meremas-remas toket perempuan sambil berbisik di telinga si gadis yang malang “Tahukah kamu kalau secara genetik, hiu bisa bermutasi menjadi mengerikan—”

Siapa pula di dunia ini orang yang akan sange mendengarkan informasi saintifik. Film goblok ini punya sisi menariknya tersendiri, atau mungkin lebih tepatnya film ini menarik karena goblok. Selayaknya film Zebub biasanya, lebih bagus dinikmati dalam keadaan setengah sadar.

Nonton 03 Mei 2024.