Altered States (1980)

🌟 8/10 🌟

Meskipun kadang-kadang saya tertarik dengan tema semacam ini, tapi juga ada keengganan yang amat sangat untuk memulai nonton filmnya. Utamanya karena biasanya terlalu berbelit-belit atau memerlukan pemahaman tingkat lanjut. Meskipun kembali lagi bahwa sebuah karya—termasuk film—sifatnya interpretatif dan amat berkaitan dengan kehidupan personal. 

Altered States sendiri membawakan beberapa elemen visual yang menarik, tapi juga narasi yang cukup kokoh dan berdiri dengan tegas. Ia tidak menjadi karya ‘seni murni’ selayaknya Jodorowsky menggambarkan mistisisme keagamaan dalam karya-karyanya yang provokatif. Film ini lain cerita, ia menjadikan mistisisme beragama sebagai umpan, sebagai sebuah pertanyaan dasar yang kelak jadi sebab-akibat dalam ceritanya. 

Film membawakan kisah Eddie Jessup, seorang profesor yang begitu tergila-gila dengan dunia neurosains dan psikologi. Tapi juga punya trauma masa kecil : ia dibesarkan dalam lingkungan beragama, dan mendapat penglihatan-penglihatan soal Kristus. Tapi beranjak dewasa, Eddie mulai mempertanyakan apakah ia benar-benar ‘orang terpilih’ atau sebenarnya mengalami skizofrenia. Kebimbangan itu membawanya pada penelitian soal otak manusia : apakah Tuhan benar-benar ada atau Tuhan itu hanya ada di dalam kepala kita sendiri? Atau mungkin opsi lain seperti yang dikemukakan Syekh Siti Jenar : manunggaling kawula Gusti. Tuhan adalah aku, dan aku adalah Tuhan.

Sebuah cerita yang harusnya bisa menjadi spektakuler. Setidaknya saya rasa demikian, sampai pertengahan film. Karena setelah beberapa kali melakukan percobaan ke dirinya sendiri, ada beberapa hal yang mengganggu untuk saya dalam penceritaannya. Ceritanya seolah jadi agak kabur, motif Eddie jadi berubah, tapi mungkin juga simbolisasi lain : bahwa Tuhan tidak bisa ditemukan dengan cara saintifik.

Film ini mengandung beberapa bagian yang akan mengganggu bagi pengidap epilepsi. Selain itu, lumayan aman. Tingkat gore disini termasuk menengah ke bawah, tidak ada bagian yang ekstrim. Hanya saja kembali lagi mungkin penggambaran soal ‘pencarian Tuhan’ agak mengganggu bagi beberapa orang. Figur Kristus, simbol-simbol agama (Kristen disini), dan pertanyaan-pertanyaan Eddie.

Ada bagian dimana Eddie sedang melakukan hubungan intim dan sang kekasih bertanya, “Apa yang kamu pikirkan?” karena Eddie tiba-tiba menghentikan genjotannya. Eddie menjawab dengan datar sambil melihat sebuah cahaya “Tuhan.”

Film ini bisa diinterpretasikan macam-macam, utamanya karena memiliki beberapa lapisan yang sama menariknya. Misalnya hubungan Eddie dan keluarga, hubungan personal Eddie dan Tuhan, atau bahkan ambisinya dalam sains. Altered States bisa menghibur sekaligus memberikan ruang kontemplasi, ia membawakan narasi yang kuat dengan visualisasi provokatif. Ketika film selesai, ia tidak menutup ceritanya dengan kesimpulan baik dan buruk. Ia menyisakan sebuah pertanyaan untuk penonton. Pertanyaan yang akan berbeda kepada setiap orang.

Sebuah film yang cukup baik, memberikan banyak pertanyaan dan rasanya film semacam ini akan jauh lebih menyenangkan untuk dibahas. 

Kembali pada ide bahwa sebuah karya pasti diinterpretasikan secara personal. Objektivitas itu bullshit karena saya merasa bahwa sebuah film adalah karya seni. Apa yang saya tulis tentu akan berbeda dengan orang lain yang memiliki pengalaman hidup atau sudut pandang yang lain.

Nonton 27 April 2024.

Leave a comment

Succubus (1968)Succubus (1968)7th Mar 2024Azi Satria
Transylvania Twist (1989)Transylvania Twist (1989)8th May 2024Azi Satria
Dr. Jekyll & Mistress Hyde (2003)Dr. Jekyll & Mistress Hyde (2003)27th May 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started