The Awful Dr. Orlof (1962)

🌟 6/10 🌟

Saya bukan penggemar berat film-film klasik hitam-putih semacam ini, tapi karena dibuat oleh Yang Mulia Jess Franco saya yakin tidak akan membosankan. Ternyata dugaan saya benar, film ini meskipun tidak menampilkan gaya khas Franco yang aneh bin ajaib, tapi tetap menarik.

Alkisah film ini berlatar tahun 1912 (karena diceritakan Morpho mati 7 tahun lalu, 1905) dan di sebuah kota kecil terdapat kasus pembunuhan misterius. Bukan Franco namanya kalau tidak membuat sang pelaku kejahatan memiliki sifat ekstentrik. Faktanya, pelakunya adalah Dr. Orloff, seorang mantan dokter penjara yang menculik dan membunuh perempuan demi mencari formula yang tepat untuk mengobati anaknya. Lebih khusus lagi, ia mencari kulit perempuan untuk dijahit ke kulit anaknya yang rusak akibat penyakit serius.

Lima perempuan hilang atau mati misterius dalam tiga bulan terakhir, dan jagoan kita adalah Inspektur Tanner yang berusaha mengungkapnya. Tanner juga punya kekasih, namanya Wanda yang bekerja sebagai pemain teater di kota itu. Tanner dan Wanda mau menikah sebulan lagi, tapi keduanya jadi sibuk dengan urusan kasus misterius yang terjadi. Tanpa mereka sadari, langkah Dr. Orloff semakin dekat, bahkan Orloff menyadari keberadaan Wanda dan Tanner lebih dulu.

Hal yang paling saya apresiasi adalah cara Franco menciptakan suasana yang menegangkan, meskipun bebunyian perkusi di awal film sedikit aneh, tapi tempo yang diciptakan benar-benar baik. Elemen visual dan audio yang ada bukan hanya sebagai pelengkap, namun saling berkaitan satu sama lain. Termasuk bagian dimana ada pertunjukan dan diiringi suara merdu sang penyanyi, kamera menyorot wajah Orloff yang nampak seperti kucing melihat ikan asin.

Satu hal yang tidak lepas dari tokoh antagonis Franco adalah kastil. Entah kenapa semua penjahat dalam film Franco selalu hidup nyaman dengan rumah mewah dan megah untuk melakukan eksperimen. Tak terkecuali Dr. Orloff yang tinggal di kastil tersembunyi dan ditemani istri serta tangan kanannya, Morpho.

Suasana menegangkan bagi Franco selalu beriringan dengan suasana menegangkan dalam artian lain. Meskipun ia tidak seliar dalam film-film di masa kejayaannya, disini Franco memberikan elemen ‘misoginis’ tipis-tipis dengan beberapa kali mengekspos buah dada para korban. Entah bisa dikatakan demikian atau tidak, tapi adegan Morpho meremas toket korban sedikit tidak perlu. 

Filmnya mudah untuk diikuti, dan misterinya sebenarnya tidak rumit. Sebagai penonton kasual dan tidak suka banyak berpikir saat menonton film, bagi saya film ini cukup baik dalam mengeksekusi premisnya yang menarik. Meskipun filmnya berjalan lebih menekankan pada penculikan yang dilakukan Dr. Orloff dan Morpho serta investigasi Tanner, tapi tidak mengurangi esensi ceritanya. Walau memang jika ada eksplorasi lebih soal kenapa Melissa (anak Dr. Orloff) sakit dan kenapa Orloff tidak punya pilihan lain untuk mengobatinya akan jauh lebih menyenangkan.

Secara keseluruhan ini film yang bisa dinikmati, dan tidak heran jika orang-orang bilang film inilah salah satu yang mendongkrak nama Franco sampai jadi ikon eksploitasi.

Nonton 12 April 2024.

Leave a comment

Dr. Jekyll & Mistress Hyde (2003)Dr. Jekyll & Mistress Hyde (2003)27th May 2024Azi Satria
Secretary (2002)Secretary (2002)17th Jun 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started