Sorority House Massacre (1986)

🌟 7/10 🌟

Satu scene yang harus diingat untuk kita semua : jangan lupa kalau mamah memberi sesuatu, itu untuk kebaikan kita. Seperti tangga darurat yang bisa digunakan untuk kabur dari pembunuh.

Film ini cukup menarik karena ada lapisan lain yang membuatnya unik. Meskipun banyak yang tidak suka, tapi menurut saya ini cukup efektif. Konsep cerita bahwa ada pembunuh berantai berkeliaran dan mulai menghabisi remaja satu per satu bukanlah cerita baru. Tapi film ini menambahkan sentuhan lain : bagaimana jika ternyata satu diantara remaja itu tahu siapa yang sedang memburu mereka?

Ceritanya, Beth baru saja pindah ke sebuah sorority house (mungkin asrama putri dalam bahasa Indonesia?) dan memulai kehidupan kampusnya. Tapi hal aneh terjadi hampir setiap hari setelah ia tinggal di asrama : dia mengalami semacam pandangan aneh akan kejadian-kejadian yang tidak bisa ia mengerti.

Beth mimpi buruk soal lelaki yang mengetuk setiap pintu kamar sambil membawa sebilah pisau. Sesekali, mimpinya diwarnai dengan cipratan darah, dan Beth selalu terbangun dengan teriakan. Malah kadang-kadang, ketika sadar pun ia melihat bayangan-bayangan aneh, membuatnya mulai kesulitan membagi pikirannya antara fiksi dan realita.

Kawan-kawan serumahnya tentu jadi terganggu, dan mereka mulai bertanya banyak hal soal Beth. Mulai dari kenapa ia tinggal bersama bibinya, atau kenapa Beth bisa mengalami mimpi yang sama berulang kali. Sementara itu, di sebuah rumah sakit jiwa, seorang pasien paling berbahaya melarikan diri.

Ceritanya tidak rumit, bahkan sebagian besar penonton harusnya sudah tahu apa yang akan terjadi atau apa hubungan antara Beth dan pasien di RSJ. Beberapa bagian mungkin terlihat repetitif, saat ‘pikiran’ Beth mulai mengambil alih dan kita diperlihatkan hal yang sama terus menerus : seorang pria membawa pisau dan mulai membantai.

Kisah yang dibawakan ringan, ia tidak berusaha untuk ‘terlihat keren’, dan yang paling penting ada lapisan lain antara Beth dan kejadian aneh di rumah asrama itu. Meski menurut saya, bagian awalnya terasa sangat panjang dan jadinya adegan kumpul-kumpul di asramanya kurang maksimal. Tetap sebuah film yang apik dan ringan, tontonan yang mungkin gampang terlupakan, tapi menyenangkan untuk ditonton.

Nonton 03 Maret 2024.

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started