![](https://foxmoviesdiary.wordpress.com/wp-content/uploads/2024/02/zu8e4mk3p9udayeletdnrez9lve.jpg?w=550)
🌟 8/10 🌟
Percaya pada klenik ternyata bisa membantu keluar dari kesulitan.
The Black Phone adalah film unik karena bisa menggabungkan beberapa elemen menjadi satu. Tidak ada yang spesial secara cerita sebenarnya, katakanlah ia sebagai tipikal film-film penculikan biasa, dengan ending dan karakter antagonis yang mudah ditebak. Hal yang membuat cerita menjadi menarik karena ia bisa menghadirkan klenik menjadi poin penting untuk keseluruhan plot.
Banyak hal-hal nonsense seperti : kenapa The Grabber menghabiskan waktu luang untuk menculik anak-anak dibandingkan melakukan sesuatu yang produktif, atau detektif-detektif kepolisian yang percaya pada anak kecil yang punya kecenderungan kesehatan mentalnya terganggu karena dia bisa mimpi soal kejadian-kejadian tertentu.
Tapi lupakanlah itu. Film ini bisa menghibur dengan landasan klasiknya saja sudah bagus. Di beberapa bagian, rasanya seperti menonton film-film akhir pekan yang tayang di televisi ketika kecil. Humor-humor absurd, penculik yang narsistik dan berusaha punya signature, sampai detektif-detektif gendut yang kelakuannya tidak professional.
![](https://foxmoviesdiary.wordpress.com/wp-content/uploads/2024/02/dajbvdmivkrqoamc3xieyquby8q.jpg?w=1024)
Pada dasarnya, film ini tidak horror, tidak juga menyeramkan atau mencekam. Supranatural ada, tapi bukan sesuatu yang horor—ia hadir seperti jawaban dukun untuk memberi pencerahan. Bagian yang harusnya mencekam pun tidak se-mengerikan itu, bisa dibilang cukup mudah ditebak dan diikuti arahnya kemana.
Sebuah film klenik yang bagus untuk mengisi waktu luang, meski pada akhirnya saking biasanya dari beberapa aspek, mungkin gampang terlupakan. Tapi tentu yang tidak bisa dilupakan adalah Finney dan Gwen, persaudaraan yang menghangatkan hati dan menghibur.
Nonton 24 Januari 2024
Leave a comment