Tuhog (2023)

🌟 3/10 🌟

Tuhog menawarkan sebuah ide yang menjanjikan. Ceritanya, Michael (Arron Villaflor) seorang tentara punya tunangan, namanya Abie (Apple Dy). Mereka berdua hidup bahagia pada awalnya, tapi sebuah kejadian tiba-tiba menimpa ayah Michael, yakni Roldan yang diperankan Joko Diaz. Roldan harus dilarikan ke rumah sakit karena masalah kesehatan, dan Michael yang sebenarnya punya hubungan buruk dengan ayahnya terpaksa harus menjenguk dan merawatnya.

Beberapa menit awal kita disuguhkan dengan bagaimana Michael dan Roldan memiliki hubungan yang kurang baik karena Roldan terlalu sibuk bekerja. Roldan terlalu sibuk sampai ia semacam ‘menelantarkan’ anaknya dalam artian tidak memperhatikan Michael. Tapi perlahan, seiring berjalannya waktu, juga dengan Abie yang tinggal serumah bersama mereka mulai memperbaiki hubungan.

Kehadiran Abie semacam menjadi perekat untuk hubungan ayah-anak ini. Tapi, baru saja mereka baikan, Michael harus mengemban tugas negara untuk mengkonfrontasi pemberontak di pegunungan. Akhirnya, Abie ditinggal di rumah bersama Roldan agar keadaan ayah Michael itu bisa dipantau dengan baik—utamanya karena Abie juga berprofesi sebagai perawat di panti jompo, jadi sedikit-banyak ia tahu bagaimana merawat orang tua. Sementara Michael bergerilya di hutan, Roldan bergerilya di ranjang dengan Abie.  

*

Film ini jujur saja terlalu biasa. Dalam artian dia tidak membawakan plot yang kuat ataupun penokohan yang baik. Kisah-kisah perselingkuhan mertua-menantu sudah sering kita temui baik di film softcore ataupun film esek-esek Jepang. Ditambah lagi, pembuat film ini seolah terlalu berusaha keras menyeimbangkan porsi drama, thriller, dan erotika. Tentu saja hasilnya sudah bisa ditebak : tanggung.

Secara erotika, film ini berusaha menyajikan adegan-adegan sensual dengan musik lembut mengalun dan adegan yang di-slowmotion. Tapi itu tidak membantu sama sekali, adegannya terlalu palsu untuk dilihat. Dari segi drama, untuk apa kita harus bersedih dengan Michael? Atau apa alasannya kita harus menitikkan air mata untuk Abie? 

Adegan perang di hutannya juga kacau. Bom dilempar dan tentara melompat. Adegannya terlalu ‘kartun’. Ini bukan film yang bisa dinikmati dari sudut pandang manapun. Melihatnya sebagai sebuah film softcore, tapi tanggung, melihatnya dari sisi drama, apa yang dramatis dari film ini?

Ending film ini juga kacau. Secara overall, beberapa adegan masih bisa ditonton tapi jangan berharap lebih. Mungkin ini film Vivamax yang paling membosankan sejauh ini. Karakter-karakternya tidak bernyawa, adegan sensualnya tidak maksimal, dan secara emosional penonton tidak merasa memiliki keterikatan dengan satupun karakter di dalamnya.

Nonton 20 November 2023

Leave a comment

The Thing (1982)The Thing (1982)8th Feb 2024Azi Satria
Red Lips (1995)Red Lips (1995)27th May 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started