Karinyo Brutal (2024)

🌟 2/10 🌟

Tidak ada yang menarik dari Karinyo Brutal selain bintang baru yang tampaknya akan bersinar, Armani Hector. Keterlaluan memang, film busuk seperti ini dengan setting dan tema yang benar-benar membosankan berani-beraninya mengeluarkan Apple Dy dan Benz Sangalang. Citra mereka jadi ikut busuk.

Sebenarnya, betapa sampahnya film ini bisa dilihat mulai dari pemilihan pemainnya. Benz Sangalang dikisahkan dalam film ini sebagai Edmund, konon dia adalah sugar daddy yang entah pekerjaannya apa, yang jelas banyak duit. Logika berpikirnya saja tidak waras, mana ada sugar daddy yang bentukannya seperti Benz Sangalang? Entah, tapi Vivamax sejauh ini punya sederetan aktor yang lebih mumpuni dan klop untuk peran sugar daddy. Katakanlah Julio Diaz atau Jay Manalo, tapi mereka lebih memilih Benz Sangalang yang jelas-jelas bentukannya lebih mirip preman pasar.

Film ini jadi semakin buruk karena ceritanya yang ngawur dan membosankan. Jadi begini ceritanya :

Ariel adalah remaja yang baru lulus sekolah dan berusaha mencari pekerjaan. Lewat beberapa temannya, ia mencoba mencari peruntungan dengan mendaftar kerja ke Singapura. Sambil menunggu hasil tes administrasi dan lain-lain, ia tinggal di Manila dengan kerabatnya, Quito. Rumah Quito ini tetanggaan dengan Christine (Apple Dy) dan menurut rumor, Christine adalah ‘peliharaan’ dari Edmund, seorang yang entah siapa tapi sering datang ke rumah itu beberapa kali dalam seminggu. 

Kemudian selayaknya film Vivamax pada umumnya, cerita jadi makin absurd saat penonton dibawa masuk ke kehidupan masing-masing karakter. Ariel yang fantasi seksnya jadi semakin nyata, dan Christine dengan kehidupannya yang penuh tekanan karena Edmund melarangnya pergi kemana-mana. Lebih gampang kalau meminjam istilah bokep, Edmund adalah masternya dan Christine sebagai pet slave yang tidak diizinkan kemana-mana dan manut atas perintahnya. Semuanya menjadi makin aneh saat Ariel menjalin hubungan diam-diam dengan Christine dan seperti biasa, Christine minta bantuan Ariel untuk menghabisi Edmund.

Film berjalan lambat satu jam pertama. Gila, karena 2/3 film isinya hanyalah ‘intro’ ke dalam kehidupan karakternya yang juga dangkal. Untungnya, adegan-adegan panas yang disisipkan sedikit menghibur karena setiap beberapa menit sekali, Maebelle Medina akan mendesah. Film baru mulai panas dan tempo berubah saat 30 menit terakhir, dan diakhiri dengan ending yang mengecewakan, dangkal, bodoh dan begitu buruk. 

*

Menurut analisis ilmu bokep, Benz Sangalang disini punya akting mengecewakan. Bahkan saat adegan panas, yang ia lakukan adalah bergerak-gerak absurd seperti robot. Memang sedari awal perannya tidak cocok, ia kemudian menjalani semuanya dengan aneh dan jelek. Justru yang harus diberikan spotlight adalah adegan antara Ariel (Armani Hector) dan Marla (Caira Lee) yang menurut saya, adegan terbaik diantara yang terburuk. Mereka cukup waras dan memberikan kesan yang lebih sensual.

Siapapun yang membuat film ini mungkin berpikir dengan watak yang keras dan hidup sebagai mafia, Edmund harus bersikap keras di ranjang. Maka disajikanlah adegan panas yang sok-sokan main kasar tapi malah cringe. Apple Dy juga tidak cocok berperan sebagai wanita menderita, kurang menggigit dan terlalu sinetron.

Tapi, apapun itu, Armani Hector menunjukkan kesan yang baik dan mungkin akan membintangi film-film lain nantinya, semoga. Caira Lee juga sebenarnya dengan penampilan singkatnya tampak memiliki bakat lebih. 

Overall, film yang mengecewakan dan mending nonton film Vivamax yang lain.

Nonton 13 Januari 2024.

Leave a comment

Sila Ay Akin (2023)Sila Ay Akin (2023)7th Feb 2024Azi Satria
Sex Games (2023)Sex Games (2023)8th Feb 2024Azi Satria
Oasis of the Zombies (1982)Oasis of the Zombies (1982)30th Apr 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started