Dedemit Gunung Kidul (2011)

🌟 4/10 🌟

Sebuah karya yang lebih baik, setidaknya menjadi yang terbaik diantara yang terburuk. Menurut Dumprinkisme, alias bidang keilmuan yang mempelajari film-film Yoyok Dumprink, film ini memiliki beberapa elemen yang memenuhi kriteria sebagai film baik. Pertama tentu saja adegan pemancing gairah, dan kedua adalah hantu plus jumpscare.

Jika anda berpikir film ini terlalu lebay dan sinetron, bukan begitu cara menganalisisnya. Kita harus melihatnya dari beberapa aspek penting yang menjadi pondasi film. Misalnya, di bagian awal saja kita sudah diperlihatkan adegan closeup ke Uli Auliani yang lepas BH. Pas tali BH melorot, disaat yang bersamaan muncul tangan setan yang hitam dan menjijikan. Menarik, siapa sangka di tengah-tengah gairah meningkat, tiba-tiba dikagetkan oleh sosok hantu.

Mungkin menjadi kenangan tersendiri untuk semua orang yang tumbuh menonton film-film dengan genre serupa pada masanya. Misalnya, pas pegang celana melihat belahan yang diekspos bertubi-tubi, tiba-tiba kaget. Jenius memang Yoyok Dumprink.

Adegan pemancing kejantanan lumayan baik. Selain adegan lepas BH di awal film, selanjutnya ada adegan-adegan yang tak kalah menarik, seperti adegan mandi di bathtub, sesi pemotretan gadis-gadis dengan bikini diiringi musik yang meskipun tidak cocok, tapi memancing gairah. 

Setannya lumayan menyeramkan, mungkin juga faktor jumpscare. Siapa sangka saat tubuh si perempuan ditindih di atas kasur, kamera tiba-tiba menyorot kepala jelek dan hitam seekor setan yang menggelinding di lantai. Selain itu, faktor keseriusan menjadi nilai tambah.

Sangat jarang untuk melihat Dumprink memasukkan elemen crime/thriller ke dalam filmnya. Mayoritas film setan buatannya biasanya selalu memiliki sisi komedi yang kental. Mulai dari pemilihan pemainnya sampai adegan-adegan slapstick yang dimaksudkan sebagai penetralisir rasa takut. Meskipun sebagian orang mungkin terangsang melihat Jessica Iskandar atau Dewi Persik di filmnya yang lain, tapi muatan dewasanya tidak dikemas se-serius Dedemit Gunung Kidul.

Di film ini muatan dewasanya dikemas lebih serius, begitu pun hantunya. Adapun jika tidak maksimal, ya mohon dimaklumi. Karena memang pemainnya juga tampaknya mayoritas berasal dari sinetron, dan adegan-adegannya lebih mirip FTV yang tayang setiap pagi di televisi.

Endingnya digarap dengan baik—dan sangat sinetron-able. Adegan todong-todongan pistol dan polisi yang berteriak “Angkat tangan!” membuat film ini tidak bisa dianggap remeh. Di titik ini, saya merasa jika Yoyok Dumprink sebenarnya akan bersinar apabila beliau bergabung dengan Vivamax di Filipina sana. Horror/thriller/dewasa yang cukup baik.

Pada masanya, saya beli kaset DVD semacam ini 5 ribuan di pasar. Anak kecil tentu saja tertarik dengan horror-horror panas seperti ini. Diputar kalau di rumah tidak ada orang, kemudian skip ke bagian yang memancing syahwat. Tapi sialannya memang setiap kali tali BH lepas, disaat yang sama pula setannya tiba-tiba nangkring. 

Well done Yoyok Dumprink dan Uli Auliani. Ini saatnya kita mengucapkan :

“It’s boner time!”

Nonton 14 Januari 2024

Leave a comment

Dirtbags (2002)Dirtbags (2002)10th Feb 2024Azi Satria
Karinyo Brutal (2024)Karinyo Brutal (2024)8th Feb 2024Azi Satria
Bad Biology (2008)Bad Biology (2008)12th Apr 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started