Yes, God, Yes (2020)

🌟 8/10 🌟

Natalia Dyer, luar biasa!

Aktingnya memerankan tokoh utama yakni Alice benar-benar sempurna. Keluguan dan polosnya Alice betul-betul ditampilkan dengan totalitas. Saya betul-betul menikmati film ini, rasanya seperti membaca novel remaja karya Morgan Matson. 

Film ini berkutat dengan permasalahan pubertas—utamanya seks—yang dialami oleh Alice, seorang remaja putri yang mengenyam pendidikan di sekolah Katolik yang taat dengan berbagai macam aturan yang ketat. Alice, seperti kebanyakan remaja pada umumnya merasakan gairah terhadap lawan jenis untuk pertama kalinya, dan permasalahannya itu adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Alice adalah gambaran kita semua ketika remaja. Mulai merasa terangsang dan sensitif oleh hal-hal sensual, dan mencuri-curi kesempatan untuk mencoba memuaskan diri sendiri. Hal ini menjadi semacam perang batin karena di sisi lain, Alice harus taat dengan aturan Tuhan. 

Tapi seiring berjalannya film, kita semua diperlihatkan bahwa semua orang memiliki dosa, semua orang memiliki nafsu, dan semua orang mungkin sama saja. Kita semua berjalan di muka bumi menggendong dosa. 

Film ini memberikan kejujuran, sebuah karya realistis soal remaja dan masa pubernya. Permasalahan yang dihadirkan juga hal ringan—yang bagi orang dewasa bahkan tidak perlu dipermasalahkan—sehingga sepanjang film terasa menyenangkan. Tidak ada beban ketika menonton film ini.

Menonton Yes, God, Yes ibarat memutar waktu melihat masa remaja yang penuh eksplorasi soal hasrat, gairah, penuh pemberontakan atas aturan, dan hal-hal bodoh yang kita perdebatkan saat SMA. 

Endingnya juga apik, tidak menyisakan suatu kekurangan apapun. Meskipun mungkin, sebagian orang tidak akan suka dengan di sisi mana film ini menegaskan posisinya. Pengambilan gambar, musik latar yang digunakan, semuanya pas dan sempurna.

Film ini cenderung sebentar, hanya 1 jam lebih 17 menitan. Tapi justru begitu berisi dan tidak ada adegan yang dibuat hanya untuk kesia-siaan.

Meski begitu, penikmat film dengan tipe bahasan berat mungkin tidak akan suka film ringan semacam ini. Tapi bagi saya, sejauh film itu bisa dinikmati dan menghadirkan senyuman, atau menyisakan kesimpulan di benak penonton, ia sudah sukses sebagai sebuah karya yang utuh.

Nonton 01 November 2023

Leave a comment

Alkhallat+ (2022)Alkhallat+ (2022)7th Feb 2024Azi Satria
Forbidden World (1982)Forbidden World (1982)18th Jun 2024Azi Satria
Bloody Moon (1981)Bloody Moon (1981)4th Apr 2024Azi Satria
Design a site like this with WordPress.com
Get started