Belle de Jour (1967)

🌟 6/10 🌟

Pikiran manusia memang kompleks, terlebih jika kita membicarakan seks dan kehidupan rumah tangga. Tengoklah Severine dalam film ini, seorang perempuan dengan kehidupan yang ‘sempurna’. Suaminya, Pierre, memberi kehidupan yang serba mencukupi. Pierre bekerja di rumah sakit dan seringkali sibuk dengan dokumen-dokumen untuk dikerjakan, sementara Severine terlihat begitu lesu dengan kehidupan rumah tangganya.

Severine ternyata punya hasrat terpendam dalam urusan ranjang. Dia menginginkan kehidupan seks yang kasar dan penuh hinaan—sebagaimana masokis pada umumnya. Fantasi Severine menghantuinya setiap waktu sampai pada akhirnya ia memutuskan untuk pergi dan ‘mendaftar’ sebagai pekerja seks di tempat milik Madame Anais.

*

Film ini memperlihatkan bahwa betapa urusan bawah perut memang tidak semudah film-film biru. Naik ke ranjang, lakukan, kemudian beres dan tidur terlentang sampai pagi. Karena pada umumnya, setiap orang memiliki keinginannya sendiri, fetish, fantasi, atau bahkan gaya yang mengantarkannya pada kepuasan.

Pierre jauh dari kata jelek. Badannya oke, wajahnya tampan nan rupawan, tapi ia tidak bisa melakukan apa yang diinginkan Severine. Sebuah fantasi seks yang selama ini diidam-idamkan. Dalam film, diberikan beberapa flashback ke masa kecil Severine yang tampak sedang dilecehkan oleh orang yang lebih tua. Mungkin ini penyebab dari fantasi Severine—sebuah trauma yang akhirnya bermuara pada keinginannya untuk diperlakukan kasar dan dipermalukan.

*

Belle de Jour menghadirkan sebuah kompleksitas seksual manusia, drama rumit dalam rumah tangga dan pada akhirnya memberikan pertanyaan paling besar : apakah cinta sama dengan seks? Atau justru dua barang berbeda yang bisa dilihat dengan cara berlainan?

Nonton 15 Desember 2023